Rabu, 28 Desember 2011

Cinta terpendam


Cinta..
Satu kata yang sulit untuk diungkap.
            Aku berharap dengan aku menulis cerpen kisahku ini DMR bisa tau apa isi hatiku salama ini.
Dan aku berharap kak DMR bias memahami sakitnya luka yang aku rasakan selama ini….

            Semua bermula saat aku duduk di bangku kelas VIII tepatnya aku duduk di kelas VIII B.
Nama ku Ploy. Aku adalah cewek yang bisa dibilang sangat sederhana. Aku bersekololah di salah satu SMP yang sudah terkenal di dalam kota maupun luar kota bahhkan sampai tingkat nasional. Karena sekolah ku pernah mengikuti lomba ditingkat nasional. Sekolahku sudah terkenal dengan siswanya yang diyakini pintar dan berintelektual yang tinggi (berarti aku demikisn dunkkk,,, hehehe bercanda kok :D). Tak heran kalau persaingannya pun juga sangat ketat. Jadi aku harus berusaha keras agar tidak kalah dalam pertempuran (pertempuran???? Hehehe maksudku agar tidak kalah dengan teman ku yang lainnya :D). Tujuan utamaku adalah bisa menjadi yang terbaik. Karena banyak sekali impian yang belum aku wujudkan. Dan ini adalah awal dari langkahku untuk menggapai impianku.
            Setiap hari yang kulakukan adalah belajar belajar dan belajar. Terkadang juga les sihh. Aku bukanlah cewek yang peduli dengan keteneran atau popularitas disekolah. Tidak seperti gadis-gadis remaja pada umumnya yang berdandan cantik agar dapat simpati dari lawan jenis. Aku juga tidak punya bakat yang istimewa karena aku tidak bakat dalam bidang menggambar, menyanyi bermain music ataupun dalam bidang olahraga. Intinya aku ini cewek yang sangat sangat biasa. Aku juga orangnya tidak PD’an. Eitsss tapi aku cewek normal lho….
Prinsipku adalah hidup untuk cita-cita. Jadi aku jalani hari-hariku hanya dengan buku-buku pelajaran tapi terkadang juga baca novel (gila aja kalau aku belajar terus menerus tanpa henti bisa kebakar nanti otakku). Aku bukan cewek cupu yang Cuma berteman sama buku saja. Aku juga punya banyak teman, yah samalah kayak remaja pada umumnya tapi yang beda aku nggak pernah berpenampilan yang berlebihan seperti anak-anak yang lainnya.





           
Cinta….


            Aku nggak pernah memikirkan tentang hal itu. Banyak teman-temanku yang bilang kalau jatuh cinta itu indah. Tapi entahlah aku belum pernah merasakannya. Hari berganti demi hari bulan pun berlalu dengan cepat. Ada sesuatu yang aneh terjadi padaku. Semenjak aku perhatikan seorang kakak kelas yang bernama kak Damar. Entahlah aku tidak menggerti apa yang terjadi padaku. Perasaan apa ini…??!! Yang aku tau aku senang ketika bisa bertemu kak Damar dan busa melihat senyumnya apalagi tatapan matanya yang bisa membuat hatiku tidak karuan (mungkin ini terlalu berlebihan namun ini memang yang kurasakan saat itu). Dan semenjak saat itu pula entah kenapa aku ingin terlihat menarik dimata kak Damar saat aku bertemu dengannya. Apa perasaan ini hanya sebatas rasa kekaguman adik kelas terhadap kak kelas??? Awalnya aku mengira demikian namun semakin hari perasaanku ini semakin tidak bisa aku kendalikan. Entah kenapa hatiku seakan-aka mendorongku untuk terus bertemu dengan kak Damar. Tapi anehnya saat aku bertemu dengannya entah kenapa aku malah lari dan takut untuk menatap kak Damar. 

            Hanya kak Damar yang bisa membuatku deg-deg’an saat bertemu dengannya. Hanya kak Damar yang bisa merubah aku yang semula cuek terhadap penampilan dan mulai sedikit berdandan dengan memakai bandu setiap harinya. Dan hanya kak Damar yang bisa membuatku sangat sangat sangat bahagia saat aku bisa melihat senyumnya meskipun aku tidak berani menatap matanya. Aku sadar bahwa akusedang jatuh cinta. Dan ini adalah cinta pertamaku.
            Aku ingin bisa berteman dengan kak Damar dan bisa akrab dengannya. Aku iri melihat teman-temanku yang bisa dekat dengan orang yang ia cinta. Aku ingin seperti mereka yang nggak canggung saat berhadapan dengan sang pujaan hati. Aku sadar ini adalah salah satu kelemahanku yang nggak PD’ dan penakut. Jangankan untuk bisa berbicara dengan kak Damar melihatnya pun aku takut dan aku juga nggak berani untuk menatap matanya. Jadi nasib cinta pertama ku sangatlah tragissss. Meskipun demikian aku nggak pernah nyerah buat bisa dekat dengan kak Damar. Salah satu bukti perjuangganku yakni mencari dengan susah payah nomor handphone kak Damar.  
            Tidak kusangka usahaku menghasilkan buah. Akhirnya aku bisa mendapatkan nomor handphone kak Damar dari salah satu adik kelasku.aku binggung harus aku apakan nomor itu. Perasaanku semakin tidak karuan. Sebenarnya aku ingin sekali bisa SMS kak Damar tapi rasa takut it uterus membayangiku. Aku takut jika seandainya aku sms kak Damar tapi kak Damar tidak meresponsku gimana coba??!! Atau bahkan bisa saja kak Damar malah akan mempermalukanku ke teman sekelasnya. Kalau memang terjadi bisa tamat riwayatku nanti. Ya sudahlah nomornya kak Damar aku simpan saja lah.  

Tapi hal buruk telah terjadi. Dimana ada kabar kalau kak Damar jadian sama salah satu adik kelas  yang bernama Monic. Kabar yang memberitakan tentang jadiannya kak Damar dengan Monic sudah lama terdengar tapi berlalu begitu saja. Namun kali ini sangat berbeda karena tepat saat aku mendengar kabar itu saat itu pula aku melihat kak Damar sedang bicara sesuatu dengan Monic dan itu terjadi didepan mataku. Jujur saat itu aku sudah nggak tahan menahan tangis. Namun aku nggak mau jadi cewek lemah. Bayangkan saja gimana hancurnya perasaanku saat itu. Bahkan untuk berdiri saja kakiku rasanya nggak sanggup. 






             Setelah aku pulang kerumah aku sudah tidak sangup lagi menahan tangis ini. Perasaanku sangat tidak karuan. Amarah dan tangis bercampur jadi satu. Dan baru kali ini aku merasakan perih karena cinta. Dan baru kali ini pula aku menanggis karena cowok. Dan saat itu pula aku beranikan diri untuk sms kak Damar. Entah kenapa saat itu perasaan takutku untuk sms kak Damar jadi hilang bahkan aku sama sekali tidak peduli dengan dampak nantinya. Yang aku mau saat itu adalah bisa berada di samping kak Damar.



Saat sms kak Damar aku tidak mengungkapkan identitasku yang sebenarnya. Munkin ini terlihat licik atau pecundang. Tapi aku melakukan ini semua hanya karena aku takut kalau seandainya aku mengaku bahwa aku adalah Ploy yang tak lain adalah adik kelasnya aku takut kak Damar tidak akan merespon ku, padahal niatku sms hanya agar aku bisa lebih dekat dengan kak Damar.
            Saat itu aku mengaku bahwa namaku Anggi dan aku berasal dari luarkota. Aku senang karena sikap kak Damar ramah terhadapku, meski dia menganggapku Anggi dan meski aku harus rela menjadi orang lain agar bisa dekat dengan kak Damar. Hari berganti demi hari hubunganku dengan kak Damar semakin dekat. Sebenarnya ini sangat menyakitkan untukku karena orang yang aku cinta harus mengenalku sebagai orang lain dan bukan menjadi diriku sendiri. Aku juga terluka karena apakah sikapnya kak Damar  akan tetap ramah kalau seandainya dia tau kalau aku ini Ploy adik kelasnya. Jujur kalau aku boleh memilih sebenarnya aku ingin kak Damar mengenalku sebagai Ploy bukan sebagai Anggi. Namun apalah dayaku hanya ini yang bisa aku lakukan dan hanya ini yang bisa ku terima.
            Kak Damar menceritakan kalau dia sekarang sedang suka sama seorang cewek yang tak lain cewek itu adalah Monic. Ini sangat mengejutkan dan menyakitkan. Apalagi saat itu kak Damar menceritakan hal-hal yang menyebabkan dia bisa mencintai Monic. Sakit dan perih hanya itu yang kurasakan. Sebagai teman yang baik, yang bisa ku lakukan hanya mendengar cerita kak Damar. Jujur rasanya aku ingin mengatakan apa yang ku rasakan tapi aku nggak ingin membuat keadaan menjadi buruk.aku berusaha tersenyum meski itu sulit. Aku ingin tersenyum untuk kebahagiaan kak Damar Untung saja  kak Damar cerita lewat SMS paling tidak kak Damar tidak tau  perasaanku saat itu.


            Kak Damar cerita kalau Moniic itu cantik, imut, baik, putih, dan kak Damar bilang kalau Monic itu adalah tipe cewek idamannya selama ini. Aku akui Monic memang cantik ,imut dan juga putih, hal yang sangat beda jauh denganku. Karena aku tidak secantik seimut apalagi seputih Monic. Tapi yang paling menyakitkan dari itu  semua, pernyataan bahwa kak Damar mengatakan kalau Monic adalah cewek impiannya.
            Hari berganti demi hari. Kak Damar dengan Anggi semakin akrab. Setiap salah satu dari mereka ada masalah pasti saling berbagi. Sikap kak Damar yang semakin hari semakin ramah dan hangat membuat ku nyaman saat bercerita dengannya.
            Terkadang mereka saling ledek satu sama lain lewat pantun Suatu hari sudah satu minggu kak Damar tidak pernah sms Anggi lagi. Entah apa yang terjadi, sikap kak Damar sekarang berubah. Hubungan ku dengan kak Damar semakin menjauh. Aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Dalam fikiran ku terlintas “jangan-jangan kak Damar sudah jadian sama Monic”. Karena rasa penasaran itu aku beranikan diri untuk bertanya ke kak Damar, sebenarnya apa yang terjadi sampai kak Damar tidak pernah sms selama seminggu.
            Malam telah tiba, sekitar jam 8 malam aku sms kak Damar. Sebelum sms aku sudah punya firasat buruk.
            “malam kak…” tanyaku lewat sms.
            “malam juga..” jawab kak Damar.
            “kak Damar sombong nihhh.. sekarang gak pernah sms lagi,, emang kakak kenapa???”
            “hahaha… sorry-sorry dek,, bukannya sombong Cuma lagi jaga peresaan saja.”
            “jaga perasaan??? Maksudya??? KakaK sekarang uda punya pacar ta???”
            “ iya”
            “siapa kak??? Monic???  
           “iya”Rasanya tangan ku sudah nggak sanggup membalas sms kak Damar. Terlalu sakit perih ini. Tak sanggup aku menerima kenyataan. Tak sanggup aku menahan air mata ini.  

“ya Allah baru saja aku merasakan cinta, baru saja aku merasa nyaman dekat cowok, baru saja aku bahagia karena bisa akrab dengan kak Damar meskipun bukan sebagai Ploy, meskipun aku tidak bisa menjadi diriku sendiri, aku menerima itu meski itu menyiksa, tapi menggapa kau mengabil semua kebahagian itu dalam sekejab mata ya Allah. Salah kah aku jatuh cinta dengan kak Damar??? Salah kah aku menyayangi kak Damar??? Salahkah aku mengharapkan kak Damar??? Ini tidak adil bagiku,, kenyataan ini terlalu menyakitkan. Harapan yang selama ini aku tunggu telah hilang, cinta yang ku perjuangkan telah pergi. Kini aku hanya sendiri di sini, menanggisi kak Damar yang telah pergi. Ya Allah kembalikan kak Damar kepadaku. Kembalikan dia disisiku, meskipun aku tau kalau aku tidak bisa menempati salah satu ruangan di hatinya kak Damar. Meskipun hanya sebagai teman itu tidak masalah bagiku asalkan kak Damar ada di sisiku.” Tetes demi tetes air mata terus mengalir sampai tengah malam. Malam itu aku juga tidak makan malam, aku nggak sanggup buat keluar kamar. Yang aku inginkan hanya sendiri.
       Keesokan harinya aku melihat kak Damar ngobrol dengan Monic. Saat itu juga aku lebih memilih pergi dari pada hatiku tambah sakit. Untuk sehari ini aku tidak ingin bertemu kak Damar dulu. Terlalu sakit kenyataan ini. Yang ingin aku lakukn hanya sendiri.  akak
Beberapa hari ini raut wajah kak Damar berbeda dari biasanya. Terlihat jelas kebahagiaan yang dirasakan kak Damar. Entah kenapa aku juga rasanya ikut senang melihat kebahagiaan kak Damar. Aku tidak munafik kalau perasaanku juga terluka tapi aku juga senang melihat senyuman kak Damar.
Mengalah hanya itu yang bisa aku lakukan.
Kak Damar nggak pernah sms Anggi lagi. Padahal aku terus menunggu sms dari kak Damar. Menunggu keajaiban kalau kak Damar akan sms nggak ada salahnya kan??!!
Malam itu ada sms dari seseorang yang nggak tau siapa.  Sayangnya aku nggak punya pulsa jadi nggak aku balas. Lagian saat itu yang aku tunggu sms dari kak Damar bukan dari orang lain.
            “Nggi,, gmn kabarnya???” sms dari seseorang
            Paginya aku merasa aneh dengan sms itu. Aku masih penasaran siapa orang yang tadi malam sms. Rasanya aku kenal gaya sms nya, lagian orang itu manggil aku “Nggi” aku tidak merasa asing dengan nama itu. ANGGI yaahh…. Itu satu-satunya nama yang terlintas di fikiranku. “jangan-jangan itu kak Damar, tapi nomornya kok ganti”
            Malamnya aku balas sms yang  kemarin malam.
            “ini siapa???”
            “temanmu  dari T**** (salah satu kota di Jawa Timur) nggi,,,”
            “siapa ya???” balasku
            “masak lupa..”
            Akhirnya aku inggat siapa cowok ini, dia memanggilku nggi, dan dia bilang dia dari T****. Dan satu-satunya yang mengenal  aku anggi hanya kak Damar.
            “kak Damar ya???” balasku
            “yapss,, aku Damar… ini nomorku yang baru dek”
            “oowww… iya kak aku baik-baik saja (jelas banget kalau aku berbohong, padahal suasana hatiku saat itu sangat tidak karuan). Sorry ya kak tadi nggak ngenalin. Kenapa kok kakak ganti nomor??”  
            “hahaha… aku ngikut Monic dek..”
            “ow,, gimana dengan kakak sendiri??? Baik-baik aja kan dengan Monic???”
            “iiya dek baik-baik aja…”
            “syukurlah kalau gitu… moga langgeng ya kak”
            “aminn.. makasih dek.”
Aku senang banget malam itu, paling tidak kak Damar masih ingat aku. Dan kak Damar masih menganggap aku sebagai temannya. Saat kak Damar ganti nomor pun masih memberi tahuku. “makasih ya Allah atas malam ini, semua tak seburuk yang ku kira”
Try out untuk kelas IX selalu diadakan tiap seminggu. Dan yang mengejutkan hasil try outnya kak Damar menurun. Apa ini gara-gara Monic??? Entahlah semoga nilai kak Damar kembali seperti semula. Kalau memang ini gara-gara Monic yang membawa dampak buruk bagi kak Damar aku nggak ikhlas. Aku melepas kak Damar karena aku kira Monic bisa membawa dampak baik buat kehidupan kak Damar bukan malah membuat nilai kak Damar menurun.
Dan kabar yang paling buruk dari itu semua bahwa ada kabar kalau Monic ikut gank S****C. Gank ini terkenal urakan dan sukanya keluar malam. Aku mencoba memberi tahu kak Damar tapi kak Damar tidak mempercayaiku.
Dan hari berganti demi hari. Kak Damar nggak sms lagi, sampai suatu hari setelah kira-kira seminggu’an kak Damar jadian dengan Monic kak Damar sms lagi.
“malam dek….” Sms dari kak Damar. (anehnya kenapa kak Damar memakai nomor lama nya)
“malam juga kak..”
“gimana kabarnya??”
“baik kak… gimana dengan kakak??? Oh ya kenapa kakak kok pakai nomor ini lagi??”
“buruk dek,,, nggak pa-pa kok..”
“buruk???? Kenapa emang??? Ada masalah sama Monic??”
“aku udah putus sama Monic”
“apa??? Putus??? Kok bisa??? Emang ada masalah apa kok bisa putus??”
“semua gara-gara Helmi, dia bilang ke orang tuanya Monic kalau dia jadian sama aku, belagu banget tuh Helmi mentang-mentang dia keponakannya Bupati aja dia bisa seenaknya. Mungkin dia suka sama Monic”
“helmi??? Terus Monic putusin kakak gitu aja??”
“ya begitulah, padahal aku masih saying sama Monic tapi apa bole buat ini keinginan Monic, mungkin ini yang terbaik, kakak hanya bisa nerima aja.”
“sabar yah kak… kalau memang Monic untuk kakak suatu saat nanti dia akan kembali lagi di sisi kakak. Kalaupun tidak pasti ada cewek yang lebih bbaik dari pada Monic”
“ya dek makasih…”
Pantas saja beberapa hari yang lalu wajah kak Damar kusut, ternyata udah putus sama Monic.
Aku menghibur kak Damar dengan kata-kata indah. Salah satu kata-kata yang ku kirim ini.
            “PATAH HATI bukan akhir dari Cinta melainkan cara buat mengerti apa sebenarnya arti cinta, berakhirnya hubungan cinta bukan berakhir segalanya namun itu semua proses untuk kita mmaencari makna cinta yang sesungguhnya” aku hanya nggak ingin kak Damar berlarut-larut dalam kesedihan. Aku ingin menunjukkan kalau Monic bukanlah yang terbaik untuk kak Damar. Dan kak Damar tidak perlu sedih karena kepergian Monic. Karena disini masih ada aku yang selalu setia menunggu kak Damar.  Masih ada aku yang selalu ada disisi kak Damar  meskipun kehadiranku tidak disadarinya.
            Terus kak Damar membalas sms ku.
            “kalau patah hati, hatinya tinggal disolasi aja biar nyambung.. hehehe…”
            “kakak bisa aja..”
            Ya sudahlah paling enggak kak Damar sekarang tersenyum.
Keesokan harinya sekitar jam 7 malam aku sms’an dengan kak Damar. Aku sms kak Damar duluan.
“Walaupun Tuyul jadi GONDRONG, Sundel nggak lagi BOLONG, Gigi pocong makin KINCLONG, Gendruwo udah jadi BENCONG, tapi aku ngucapin met malem boleh dongggg????!!!!” sms dari ku..
“wkwkwkwkwkwk… sumpah nggi ngakak poll aku baca smsmu…” balasan dari kak Damar
Hahahahah akhirnya kak Damar bisa tersenyum lebar juga. Aku sangat-sangat bahagia malam itu. Makasih ya Allah kau kembalikan kak Damar disisiku, makasih juga karena kau kembalikan kak Damar seperti dulu lagi.
Beberapa hari kemudian ada kabar kalau Monic punya cowok baru. Padahal belum ada seminggu Monic putus dengan kak Damar tapi sekarang dia sudah bersama cowok lain. Aku tidak bisa bayangkan gimana perasaan kak Damar ketika mendengar kabar itu. Aku tau betapa tulusnya kak Damar menyayangi dan mencintai Monic. Tapi Monic membalasnya dengan luka yang pasti membekas dihatinya kak Damar.


Aku melihat kak Damar dikelasnya. Tapi dia tidak ada. Terus aku mencarinya dan ternyata dia ada di kantin. Dia bersama kedua sahabat karibnya. Tampaknya kak Damar baik-baik saja. Tapi terlihat banget kalau kak Damar lagi sedih.
 
Aku rela kak melepasmu bersama Monic ataupun cewek lainnya asalkan kau bahagia bersama cewek itu.  Aku rela mengorbankan perasaanku asalkan kau mendapatkan yang terbaik. Aku rela merasakan perih ini sendiri asalkan aku bisa melihat senyumu. Bahkan aku rela menjauh darimu asalkan kau tak merasakan perih yang aku rasakan. Tapi kalau aku tahu kakak akan terluka dari dulu seharusnya aku bilang ke kakak kalau Monic itu playgirl.
Tapi semua telah terjadi. Yang bisa ku lakukan hanya menghibur kakak dengan kata-kata lucu. Meskipun hanya lewat sms paling tidak aku bisa bahagia bisa menghibur dan aku bahagia kakak kembali ke aku lagi. Seharusnya kak sadar kalau Monic itu bukan yang terbaik untuk kakak. Karena Monic hanya ingin main-main dengan kakak.
Hari demi hari telah berlalu. Saat itu aku di kelas Seni budaya dan kak Damar ada di kelas Sosiologi (disekolahku menggunakan system moving class artinya tiap pelajaran selalu ganti kelas) kelas Sosiologi dan Seni berdampingan. Bahkan jika ada anak yang keluar dari kelas Sosiologi pun kelihatan dari kelas Seni. Dan disaat itu aku melihat kak Damar sedang bicara dengan Ayahnya di depan kelas Sosiologi. Hal ini terlihat jelas karena aku duduk paling depan sehingga aku tau kalau kak Damar ada di luar. Terbesit di fikiranku apa yang terjadi sampai-sampai Ayahnya kak Damar harus datang ke sekolah. “jangan-jangan kak Damar mau melanjutkan sekolah diluar kota??? Karena beberapa hari sebelumnya kak Damar pernah tanya ke aku sekolah SMA faforit di Surabaya apa aja.”


Tentu saja aku aku takut kak Damar pergi lagi. Lalu aku keluar kelas dan aku sengaja melewati di depan kak Damar dan ayahnya yang sedang membicarakan sesustu. Saat aku lewat kak Damar menatapku jelas saja aku langsung mengalihkan pandangan ke tempat lain karena aku nggak sanggup menatap balik mata kak Damar. Sebenarnya niatku keluar kelas untuk mendengarkan pembicaraan mereka tapi aku tidak mendengar apapun yang dibicarakan kak Damar dengan ayahnya. Terus aku menuju ke kamar mandi, di sana aku sudah harap-harap cemas kalau memang benar kak Damar akan pergi. Hal itu membuatku cemas dan tanpa terasa aku menangis. Dan disaat itu pula ada salah satu temanku yang ke kamar mandi dan ia tahu aku menangis dan ia sadar kalau aku menangisi kak Damar . Setelah itu aku balik ke kelas dengan mata yang sedikit merah. Dan aku masih melihat kak Damar berbicara dengan ayahnya. Aku berjalan dengan menundukkan kepala karena aku nggak mau kak Damar melihatku yang abis nangis. 

Bel pun berbunyi tanda kalau pelajaran telah berganti. Setelah itu aku menuju ke kelas TOEFL. Di depan kelas TOEFL ada ruang kesiswaan. Dan aku melihat kak Damar bersama ayahnya ke ruang kesiswaan. Jedaaaarrrrrrrrr …….!!!!!!!!!!!! Apa yang sedang terjadi sampai mereka harus ke ruangan kesiswaan, hati ku saat itu rasanya tidak karuan. Dikelas pun mataku kembali berkaca-kaca. Aku tidak boleh menangis dikelas. Aku harus kuat. Tapi aku nggak ingin kak Damar pergi. Aku nggak mau kak Damar pergi sebelum dia tahu kalau aku ini PLOY bukan ANGGI. Semenjak itu aku putuskan untuk jujur ke kak Damar tentang siapa diriku sebenarnya. Sepulang sekolah aku rasanya ingin cepat-cepat sms kak Damar tentang identitasku. Tapi aku takut kak Damar akan marah dan tidak mau lagi berteman denganku. Tapi disisi lain aku nggak mau nyesel di kemudian hari karena harus kehilanggan kak Damar. Akhirnya waktu malam hari aku beranikan diri untuk jujur.
Setelah aku jujur suasana menjadi berbeda. Aku tau kak Damar pasti marah dan kecewa karena telah aku bohongi selama berbulan-bulan. Tapi kebohonganku bukan karena aku punya niat jahat tapi karena aku inginn akrab dengan kak Damar. Hanya itu saja aku nggak mau berharap lebih karena aku tahu aku bukan lah tipe cewek impian kak Damar, dan aku sadar diri siapa diriku ini dan siapa kak Damar. Duniaku dengan dunia kak Damar sangatlah jauh berbeda. Terlalu banyak perbedaan antara aku dengan kak Damar. Hal itu yang membuatku sadar dan nggak mau berharap lebih selain berharap untuk bisa menjadi teman yang baik untuk kak Damar.
Kak Damar bilang dia nggak marah tapi aku tahu itu pasti bohong. Aku terima kalau kak Damar marah karena aku memang salah. Aku rela kak Damar pergi asalkan kak Damar jangan membenciku. Sudah cukup luka ini dan aku nggak mau di tambah lagi dengan harus menerima kebencian kak Damar.
Hari demi hari sikap kak Damar berubah. Sikap kak Damar berubah yang semula ramah menjadi cuek, yang selama ini hangat menjadi sangat dingin. Rasanya aku tidak lagi mengenal kak Damar yang dulu. Mungkin ini ungkapan kekecewaan dan kemarahan kak Damar kepadaku. Mau tidak mau aku harus sabar mengahadapi sikap kak Damar yang seperti ini.


Aku bilang ke kak Damar kalau aku ini Ploy yang tak lain adalah adik kelasnya. Aku juga bilang ke kak Damar kalau aku anak kelas VIII B yang suka memakai bandu. Saat itu adalah pelajaran olahraga. Tidak sengaja jadwal pelajaran olahraga kelasku sama dengan kak Damar. Hal ini menyebabkan Aku harus olah raga bareng kak Damar. Saat-saat ini lah yang aku tunggu selama ini, saat aku bisa sejadwal dengan kak Damar. Tapi kenapa saat ini datang ketika aku sudah jujur ke kak Damar berarti gerakakn ku tidak leluasa untuk melihat kak Damar terus. Padahal aku ingin bangetttt melihat wajah dan senyuman kak Damar terus menerus. Selama setahun ini aku kesana kemari mencari kelas kak Damar dan dengan pandangan diam-diam supya bisa melihat kak Damar terus menerus. Tapi sekarang aku malah merasa canggung karena mungkin kak Damar telah mengenaliku.
Tapi anehnya saat aku Tanya ke kak Damar apa sebenarnya dia udah tahu aku atau belum ehhh dia jawab belum. Padahal aku sudah bilang kalau aku itu anak yang suka pakai bando. Dan satu-satunya anak di kelasku yang memakai bando hanya aku. Tapi kenapa kak Damar bilang kalau dia tidak mengenaliku. Saat olahraga juga aku merasa kak Damar sedang mengawasiku. Entah aku yang GR atau itu yang memang terjadi tapi perasaan ku mengatakan demikian. Dan itu tidak terjadi sekali tapi berkali-kali. Pandangan itu seakan akan penuh tanda Tanya. Aku nggak tau apa maksud ini semua.
Apa sebenarnya arti pandangan itu, apa itu pandangan kebencian atau pangangan- pangangan yang lain. Ya Allah apa ini yang sebenarnya terjadi. Aku binggung. Apa ini adalah suatu harapan untukku, kalau memang iya kenapa kak Damar mengatakan kalau dia tidak mengenalku meskipun aku telah menyebutkan ciri-ciriku. Atau ini pandangan kebencian, kalau memang iya kenapa disela pandangan kak Damar aku juga melihat senyumannya. Apa aku yang terlampaui GR.
Aku merasa nggak enak saat kak Damar melihat ke arahku, rasa canggung dan cemas selalu menghantuiku. Bahkan aku nggak mampu menatap balik tatapan kak Damar. Sikap kak Damar disms sama kenyataan sangat berbeda. Di sms sikap kak Damar dingin dan sangat cuek tapi dalam dunia nyata berlainan. Terlalu cuek sikap kak Damar sampai-sampai dia nggak pernah sms sebelum aku sms duluan, bahkan balasan sms nya bun Cuma secukupnya dia menjawab. Satu sisi aku nggak mau sms kak Damar duluan karena aku ini cewek tapi disisi lain aku nggak mau jauh dari kak Damar, dan aku nggak mau hubungan pertemananku selsai begitu saja. Aku nggak mau perjuangan ku selama ini untuk mendapatkan nomornya, terus harus korban perasaan saat kak Damar jadian sama Monic dan masih banyak lagi  tapi malah berakhir begitu saja.

Ya sudah lah aku mengalah saja menerima perlakuan kak Damar yang dingin dan cuek ini. Setiap sms selalu aku yang mencari bahan pembicaraan, dan setiap sms selalu aku yang sms duluan. Sampai kapan semua ini harus terjadi????. Hari berganti bulan tapi sikap kak Damar juga tak berubah dan tatapan matanya masih sama. Itulah yang membuatku dilemma. 

Sejujurnya aku sudah nggak tahan dengan sikap kak Damar yang seperti ini. Apa kak Damar kira aku selama ini ,menikmati kebohonganku??? Apa kak Damar kira aku memang sengaja membohonginya??? Apa kak Damar kira keadaan ini yang aku inginkan??? Apa kak Damar kira aku tidak terluka selama ini???. Bahkan jika dibandingkan dengan luka yang dirasakan kak Damar, luka yang kurasakan lebih sakit. Mulai dari aku harus menyamar menjadi orang lain, terus aku harus mendengar curhatan kak Damar tentang Monic, terus belum lagi saat kak Damar jadian dengan Monic dan aku dicampakan begitu saja selama seminggu, terus saat kak Damar putus dengan Monic apa kak Damar kira hanya dia yang terluka aku lebih terluka lagi apalagi saat aku melihat nilai try out kak Damar yang menurun, dan yang paling menyakitkan adalah saat ini saat kak Damar sikapnya berubah menjadi cuek dan dingin. Sampai kapan aku harus bersabar dengan sikap kak yang seperti ini.
Sampai suatu hari aku putuskan untuk menghindar dulu dari kak Damar sampai keadaan membaik. Apa lagi sebentar lagi UN, aku nggak mau kak Damar llulus dengan nilai yang jelek. Meski berat tapi aku menginginkan yang terbaik untuk kak Damar dan untuk ku.
Bulan berlalu begitu cepat sampai saat kak Damar lulus, aku nggak pernah sms kak Damar lagi. Meskipun demikian aku tetep memantau kak Damar dari jauh. Setelah kak Damar lulus rasanya sekolah terasa sepi, karena biasanya dengan sembunyi-sembunyi aku selalu melihat kak Damar dimana pun dia  berada. bahkan setiap pelajaran aku berpura-pura ke kamar mandi supaya bisa lewat depan kelasnya kak Damar dan supaya aku bisa melihat kak Damar.
Tapi suasana itu telah hilang, aku juga nggak bisa melihat senyuman dan tatapan mata kak Damar lagi. Aku kangen suasana-suasana itu lagi.dan aku mendengar kabar kalau Ayahnya kak Damar meninggal dunia. Aku nggak bisa bayangkan bila harus berada di posisi kak Damar. Harus kehilangan sosok Ayah yang selama ini menyayangi dan menjaga kita. Aku tidak bisa bayangkan gimana keadaan dan perasaan kak Damar saat itu. Karena rasa kangen dan rasa khawatirku ke kak Damar aku putuskan untuk sms kak Damar lagi. Aku harap sekarang sikap kak Damar tidak dingin dan cuek seperti dulu lagi.

Tapi yang kuterima malah sikap sebaliknya dari yang aku harapkan. Aku nggak menyangka ternyata nomorku di hapus dari hand phone nya. Sebegitu tidak berartikah kak aku untukmu??? Atau sebegitu bencikah kakak kepadaku??? Sampai untuk menyimpan nomorku pun kakak nggak mau. Apakah kakak juga sudah tidak menganggap aku sebagai teman lagi??? Sudah lupakah kakak dengan persahabatan kita selama ini???


Aku sangatttt kecewa dengan kakak. Aku sangat terluka. Perih yang dulu belum sembuh malah kakak tambah lagi dengan luka yang bertubi-tubi. Tidak puaskah kakak selama ini menyakitiku???

Semenjak saat itu pula aku putuskan untuk pergi selamanya dari kehidupan kak Damar. Aku nggak mau terluka lebih lama lagi. Aku nggak meu semakin rapuh gara-gara kak Damar. Aku ingin menjadi Ploy yang dulu. Ploy yang tidak peduli sama cowok dan nggak peduli sama cinta. Tapi semua telah terjadi. Luka ini terlanjur menggores hatiku. Luka ini terlanjur sakit. Bahkan aku nggak mau lagi bertemu kak Damar.
Tapi takdir sepertinya berkehendak lain. Aku dipertemukan kembali dengan kak Damar saat SMA. Sebenarnya aku nggak mau masuk SMA 1 tapi ini keinginan ortuku yang menginginkannya. Padahal aku nggak mau lagi berhubungan apapun dengan kak Damar meskipun sebagai adik kelas dan bahkan aku nggak mau bertemu kak Damar lagi. Karena luka yang kemarin saja belum kering, aku nggak mau terluka lebih dalam lagi. Untung saja kak Damar mengikuti program AKSEL (sekolahnya hanya 2 tahun)
Aku nggak mau dengar kabar apapun tentang kak Damar. Selama SMA pun aku jarang keluar kelas karena aku nggak mau bertemu kak Damar. Ke kantinpun aku nitip ke temanku. Aku sama sekali udah nggak mau peduli lagi sama kak Damar Tapi kenapa aku harus mendengar kabar kalau kak Damar jadian sama Mila. Milla adalah anak kelas X- D, kelasnya berdekatan denganku.
Dari awal aku sudah ngerasa nggak enak sama cewek satu ini. Entah kenapa aku ngerasa dia selama ini mengawasiku. Dan pandangannya hampir sama seperti pandangan kak Damar. Dan ternyata cewek ini adalah kekasihnya kak Damar.
Sebenarnya aku nggak mau dengar kabar ini tapi kenapa kabar ini harus sampai ditelingaku. Aku nggak peduli mau kak Damar jadian sama Mila atau pun balik lagi ke Monic itu bukan urusanku.
Hari demi hari berjalan seperti biasa. Sebisa mungkin aku menghindar dari kak Damar aku nggak akan bisa, karena kami berada dalam satu sekolah yang sama. Saat itu aku melihat kak Damar berada di kelasnya Mila. Kenapa aku harus berada di luar kelas saat kak Damar dating. Harusnya aku tetap di kelas saja. Paling tidak aku nggak harus bertemu kak Damar bersama Mila. Tapi kenapa takdir tidak memihakku. Bagaimana bisa aku menyembuhkan luka ini bila aku harus melihat kak Damar bersama cewek lain didepan mataku?? Apa lagi saat kak Damar mau kembali ke kelasnya dia malah lewat didepanku dan melihat ke arahku. Ya Tuhan sudah cukup ini semua. Please jauhkan aku dari kak Damar karena aku nggak mau berharap lebih lama lagi.
Waktu itu, waktu pulang sekolah seperti biasa aku menunggu jemputan dan aku menunggunya di depan gerbang aku nggak menyangka kak Damar sekarang berada di hadapanku dengan motornya. Dan kak terlihat jelas kalau kak Damar menatapku dan berusaha senyum tapi aku mengalihkan pandanganku yang semula mengarah padanya karena aku nggak mau kak Damar tau luka ku. Aku jadi deg-deg’an. Kenapa dengan perasaan ku ini??? Aku nggak mau jatuh cinta sama kak Damar. Aku nggak mau.
Ini membuatku dilema. Apa kak Damar sekarang telah mengenaliku??? Dan apa ini adalah harapan untukku?? Tapi kak Damar saat ini bersama Mila. Aku nggak mungkin bisa disampng kak Damar.
Ya Allah apa arti ini semua???
            Suatu hari saat di kantin aku tidak sengaja bertemu kak Damar. Pasti aku bertemu kak Damar disaat aku tidak menginginkannya. Dan tatapan itu masih sama. Apa aku yang salah menafsirkan tatapan mata itu. Aku lebih memilih pergi dan menghindar dari pada aku harus merasa tidak nyaman.
Sampai suatu hari terdengar kabar kalau kak Damar udah bubaran sama Mila. Aku nggak tau harus senang atau sedih.
            Tapi disisi lain aku juga mendengar kabar kalau Mila selama ini hanya ingin memanfaatkan kak Damar untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Dan Mila selam ini hanya berpura-pura mencintai kak Damar. Aku mendengar ini lagsung dari teman nya Mila. Mila sendiri yang menceritakannya kepada temannya. Dan temannya Mila adalah sahabat baruku di SMA.
            Aku tidak menyangka kenapa nasib cinta kak Damar selalu berakhir dengan pengecewaan. Sebenarnya aku ikut sedih melihat nasib cinta kak Damar. Tapi disisi lain aku nggak mau terlibat lagi dalam kehidupan kak Damar. Mulai dari penolakan dari seorang cewek sebelum kehadiran Monic yang nama nya Dhita, terus cinta terpendamnya kepada seorang cewek sebelum kehadiran Mila yang namanya Neny. Kenapa cinta kakak nggak berjalan lancer. Padahal kakak orang yang baik dan tulus. Aku kira selama ini kak telah bahagia dengan kehidupan kakak yang baru tapi ternyata kakak juga merasakan luka karena cinta lagi. Kenapa kakak juga harus merasakan luka sepeti yang kurasakan??? Selama ini aku mengalah agar kakak bahagia tapi ujung-ujungnya kak terluka. Mungkin karena kakak menilai cewek dari fisik bukan dari hati. Kerena belum pasti cewek cantik hatinya juga akan secantik fisiknya.

            Selama ini aku hanya diam menerima perlakuan cuek dan dingin kakak terhadapku. karena aku kira itu bisa membuat kak puas dan lega karena kebohonganku. 

            Bukan ini kak yang ku harapkan. Aku mengalah dan menghilang bukan untuk melihat kakak terluka. Meskipun kakak udah membuatku menangis aku nggak inin melihat hati kak Damar juga menangis, meskipun kakak udah membuat luka yang amat teramat dalam aku nggak ingin kakak juga terluka.
            Entah kenapa aku ingin berada di samping kak Damar lagi seperti dulu saat Monic memutuskan kak Damar. Aku ingin menghibur kak Damar seperti dulu lagi. Aku ingin mengobati luka kakak meskipun harus melukai hatiku sendiri. Tapi aku urungkan niat ku karena keadaan saat ini tidak memungkinkan aku kembali begitu saja secara tiba-tiba setelah pergi lama. Apalagi setelah kak Damar menghapus nomor ku dari hand phone nya.
            Aku hanya bisa melihat kak Damar dari jauh, sama seperti dulu saat SMP. Entah ada keajaiban apa di hari itu aku sangat bahagia, sejak awal yaitu pagi hari kak Damar ke kelasku untuk minta sumbangan karena wali kelas kak Damar suaminya meninggal dunia. Di kelas aku menjadi salah tingkah apalagi saat kak Damar melihatku. Oh my GOD mimpi apa aku semalam hingga sepagi ini aku kedatangan pangeran??? Terus waktu pulang sekolah pun ada kejadian yang menurutku sangat tidak masuk akal. Saat itu waktu bel pulang berbunyi aku langsung ke tempat penitipan helm. Karena aku mau pulang. Tapi helm ku malah nggak ada di tempat. Terus kata pak satpam helm ku dibawa anak-anak yang takziah ke rumahnya bu Anik (wali kelas kak Damar yang suaminya meninggal tadi). Sebenarnya aku marah banget karena pinjam helm tidak bilang-bilang. Dan kenapa harus memakai helmku?? Padahal kalau mau pinjam masih banyak helm yang lebih baik dari punyaku,, yang lebih jelek pun juga masih banyak. Aku kesel banget padahal aku udah pengen pulang karena udah lapar dan harus segera belajar untuk ulangan besok.
            “pak satpam perginya orang yang pinjam tadi udah lama nggak???” Tanya ku ke pak satpam
            “ya lumayanlah..”
            “kira-kira masih lama nggak pak???
            “Nggak kok,, bentar lagi juga balik.. tunggu aja bentar lagi”
            “iya pak,, (udah pasti lah tak tunggu masak aku pulang tanpa helm)”
Akhirnya ada salah adik  kelas yang dating dari takziah.
            “dek yang lain mana??? Tanyaku kepada salah satu adik kelas yang datang
            “masih di belakang kak..” jawabnya
            “oh ya udah”
            “emangnya ada apa kak??? Nunggu helm ya???”
            “iya dek. Kok tau??”
            “soalnya banyak tadi yang pinjam kok kak.. emang helmnya apa???”
            “VOG putih dek…”
            “oh tadi mas Gatta makai VOG putih kak,, mungkin itu punyamu kak.…”
            “ow makasih ya dek..”
            “ya kak..”
Akhirnya satu demi persatu datang. Tapi aku tidak melihat helmku juga. Aku udah nggak sabar lagi. Rasanya penen marah aja. Soalnya kakak ku udah nunggu aku lama banget,, kan kasihan kakak ku.
Akhirnya aku melihat Gatta memakai helm VOG putih juga.
            “mana helmku???” dengan nada sedikit naik soalnya pinjam nggak bilang-bilang, nggak tau apa kalau aku uda nunggu dari tadi.
            “helm apa??? Ini maksudmu??? Ini helm ku tau.. “ sahut Gatta dengan nada yang rada sewot.
            “ndo ini helm mu ta emangnya???” jawabku tak terima
            “iya ini punyaku,, kalau nggak percaya ini periksa sendiri…”
Setelah aku periksa ternyata benar kalau itu miliknya.
            “maaf-maaf aku ngak sengaja dan nggak tau kalau ini punyamu…”
Aku balik kearah adik kelas yang tadi bilang kalau helmku di bawa Gatta.
            “dek itu helm yang dibawa Gatta bukan punyaku…”
            “ndo.. maaf-maaf kak aku nggak tau”
            “padahal aku udah malu tau minta helmku tadi,,”
            “Berarti helm mu yang di pakai kak Damar kak.”
            “apaaaaaaa?????? Kak Damar??????” dengan nada amat kaget
            “iya kak.. tadi aku lihat kak Damar pakai helm VOG putih, helmnya sedikit besetkan???”
            “iya dek bener bangett.. soalnya abis tak pakai kecelakaan.. bener kamu lihat kak Damar pakai helm VOG putih yang agak beset???
            “iya kak…
Tamat riwayatku kalau begini jadinya. Gimana caranya nanti aku minta helmnya. Apa yang harus aku lakukan??? Bisa-bisa mati berdiri aku ini kalau kayak gini kejadiannya. Dengan hati yang berdebar-debar aku menunggu kak Damar kembali. Aku sangat gugup dan binggung.
            “itu kak Damar kak…”
            “mana???”
            “Itu… “ sambil menunjuk kak Damar
Jelas saja kak Damar pandangannya lagsung ke arahku. Karena adik kelasku ini menunjuk-nunjuk ke kak Damar. Itu sontak membuat aku kaget dan terkejut.
Tapi kenapa kak Damar tidak memakai VOG putih tapi malah pakai INK biru. Terus kemana helmku ini???
            Sampai ada seorang cewek yakni temannya adik kelasku yang tadi bersamaku menemani menunggu helmku.
“ ini helmmu ya kak ???”
“iya dek..”
“maaf ya kak tadi nggak bilang dulu, terus kakak juga menunggu udah pasti lama..”
“iya dek nggak pa-pa, aku juga mau ngucapin makasih.”
Langsung saja aku pergi. Karena detak jantung rasanya nggak bisa aku kendalikan. Jelas saja aku berterimakasih karena aku juga nggak tau apa yang harus ku katakana nanti saat ada di depan kak Damar.
            Tapi tadi berarti kak Damar sempat memakai helmku donk. Atau adik kelas yang tadi aja yang salah liat. Hufttt… pengalaman yang sangat mendebarkan dan menyenangkan. Semenjak saat itu perasaanku ke kak Damar bersemi lagi. Sampai suatu hari sahabat-sahabatku menyuruhku untuk kembali lagi memperjuangkan kak Damar.  
“ayolah Ploy… sampai kapan kamu mau membohongi perasaanmu??? Kamu masih sayangkan sama kak Damar???” ucap salah satu sahabatku
            “iya Ploy,, kalau tidak sekarang mau kapan lagi??? Kamu mau kehilanggan kak Damar lagi??? Pengorbanan mu sudah cukup sampai disini. Ini saatnya kamu nunjukin ke kak Damar kalau kamu itu yang terbaik.” Lanjut dari salah satu sahabatku
            Ucapan ketiga sahabatku itu membangkitkan semangatku. Support dari mereka membuatku ingin memperjuangkan cinta pertamaku.
Akhirnya aku beranikan sms kak Damar. Tapi ternyata kak Damar sudah lupa kepadaku. Saat aku mengatakan kalau aku Ploy dia malah Tanya balik Ploy yang mana???. Emang nya ada berapa banyak Ploy sih yang ada di kehidupan kak Damar sampai aku harus tersingkir??.
            Aku mengatakan kalau aku Ploy adik kelasnya yang dulu. Untunglah kak Damar masih mengingat dan menganggapku ada. Tapi ternyata tidak ada perubahan dari sikap kak Damar. Sikapnya masih sama yaitu DINGIN DAN CUEK. Rasanya aku pengen marah saja. Tapi ketiga sahabatku memberiku semangat untuk bertahan sedikit lebih lama lagi.
            Ya udahlah sabar Ploy sabar. Semua akan indah pada waktunya.
Tapi kenapa sampai saat ini sikap kak Damar tak kunjung berubah. Aku capek, aku lelah, sampai kapan ini harus aku rasakan??? Hingga saat ini pun aku nggak berani berhadapan lagsung dengan kak Damar. Bahkan rasanya kaki ku enggan untuk dekat dengan kak Damar, bukan karena benci tapi karena aku rasanya nggak sanggup berada disamping kak Damar.

            Hingga suatu hari saat kak Damar lulus SMA sikapnya masih sama. Rasanya aku ingin menyerah saja. Dan rasanya ingin aku akhiri sampai disini saja. Tapi rasa sayang itu tidak kunjung hilang dan seakan-akan semakin dalam. Sampai suatu hari aku kangen dan rindu banget dengan kak Damar karena udah sebulan nggak bertemu dengannya. Aku rasa aku ini aneh, kenapa disaat kak Damar berada di depanku, aku malah lari dan sembunyi. Dan disaat kak Damar pergi aku malah mencarinya. Hingga suatu hari tanpa ku sangka kak Damar ke SMA, saat itu aku berada di anak tangga bersama sahabat-sahabatku dan membicarakan tentang kak Damar. Tapi kak Damar lewat begitu saja di hadapanku. Sontak itu membuatku sangat kaget. Apa benar tadi itu kak Damar??? Lalu salah satu sahabatku melihat lebig dekat. Den ternyata memang benar kalau itu kak Damar. Tak sanggup aku menahan air mata kerinduan. Orang yan aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga meskipun hanya sebentar. Tapi disaat aku menanggis kak Damar kembali lewat didepanku. Hal ini membuatku kaget, dan sebisa mungkin aku menyembunyikan tangisku. Tapi sahabatku melihat kak Damar malah melihat kearah ku.
            Ketika kak Damar pergi aku hanya melihat dari belakang. Hanya punggungnya yang bisa terlihat. Rasanya ingin ku mengenggam tangan kak Damar dan menyuruhnya tetap di sampingku. Ingin rasanya aku teriak dan berkata KAK DAMAR PLEASE JANGAN PERGI…. AKU MENYANANGIMU SEKARANG DAN SELAMANYA..


            Tapi apalah dayaku, kak Damar pergi begitu saja.  Tak kuasa aku tahan tangis ini.
“pergilah kak sekarang tapi berjanjilah suatu hari nanti kakak akan kembali lagi disini disisiku. Pergi sejauh mungkin, kejarlah cita-cita kakak. Disini aku selalu mendoakanmu, ndisini aku selalu menunggumu. Jatuh cintalah kepada cewek lain sesuka hati kakak karena aku yakin kemanapun cinta kakak mengalir suatu hari akan bermuara ke padaku. Jaga baik-baik diri kakak dan hati kakak. Jangan mudah lagi di tipu penampilan seorang wanita. Kapanpun dan di manapun kakak membutuhkanku aku akan selalu ada untuk kakak.”
           
            Suatu hari ada yang aneh dari sikapnya kak Damar. Tiba-tiba saja dia menjadi ramah dan hangat lagi. Sikapnya seperti dulu saat kak Damar mengenalku sebagai Anggi. Ini seperti mukjizat bagiku, karena sikap kak Damar selama ini selalu dingin dan cuek tapi dengan sendirinya berubah seperti dulu lagi. Seperti waktu pertama aku mengenal kak Damar. Ya Allah apa ini mimpi??? Jika memang mimpi aku tidak ingin bangun, jika aku sedang berkhayal aku nggak mau tersadar. Sikap kak Damar yang seperti ini yang aku tunggu selama 3 tahun ini.
            Apa ini jawaban dari penantianku???? Lambat laun aku dengan kak Damar semakin akrab lagi, sama seperti dulu. Aku juga cerita ke kak Damar kalau aku ada masalah. Aku ingin seperti ini terus.
            Tapi rasanya baru 2 bulan sikap kak Damar menjadi baik dan ramah tapi sekarng sikapnya berubah lagi. Apa yang sebenarnya terjadi dengan kakak. Apa ini semua hanya sebuah permainan semata??? Apa selama ini kakak hanya mempermainkan perasaanku?? Kenapa kakak berubah begitu cepat. Apa salahku sampai kakak berubah lagi?? Kenapa sikap kakak berubah semaumu kak??? Kenapa kakak berubah seakan-akan hanya ingin mempermainkan aku???
            Aku juga punya hak atas perasaanku. Aku juga punya perasaan kak. Kakak sebenarnya menganggap aku selama ini sebagai apa??? Adik?? Teman?? Atau bahkan hanya sebagai boneka??? Kakak nggak tau kan gimana perasaanku selama ini??? HANCURRR KAK HANCUURRRR….
            Sahabat-sahabatku lah satusatu nya orang yang tau betapa besar aku menyanyayangi kakak. Dan hanya mereka satu-satunya orang tempat ku bersandar saat aku terjatuh seperti ini.
            Di saat aku sms kakak, kenapa kakak tidak pernah membalas sms ku lagi???dan aku lihat di FBmu malah penuh dengan status-staus yang aku rasa itu kakak tujukan untukku.
            “makasih udah percaya lagi denganku”  apa kekasihmu salah paham atas hubungan kita?? Apa kehadiranku hanya mengganggumu saja kak??? Apa kau menginginkan kepergianku???

Ya Allah baru saja kau kembalikan dia di sampingku, tapi kenapa Enkau harus mengambil dia lagi ya Allah. Terlau sakit ini hti ini, terlalu rapuh aku saat ini. Rasanya semua telah berakhir. Saat aku mengetahui kakak sedang jatuh cinta sama seorang cewek yang tak lain teman kakak yang baru kakak kena. Tidak sadarkah kakak disini dibelakangmu ada aku yang teruns menunggu dan menanti kakak. Aku disini dibelakangmu selalu menyayangimu sampai akhir hayatku. Harusnya kakak memilih ku. Aku sudah terlalu lama menunggumu.harusnya aku yang ada di sampingmu menemanimu dan bukan dia kak. Tidak sadarkah kakak dengan kehediran ku selama ini??? Sejak SMP aku telah memendam rasa ke kakak. Hingga sekarang aku duduk di bangku kelas XI. Tapi kakak malah memilih cewek itu.
Apa kakak menginginkan agar aku menghilang??? Agar tidak ada yang mengganggu hubungan kakak dengan kekasihmu.
Jika kakak menginginkan aku menghilang,baiklah kak aku akan menghilang seperti buih. Aku akan melakukan apapun asalkan kakak bahagia. Aku sadar terlalu banya perbedaan antara kita berdua. Perbedaan itu tidak akan pernah menyatukan kita.
Sebelum aku pergi aku ingin melihat kakak untuk yang terakhir kalinya. Semoga kakak bahagia denganya. Semoga kakak mendapat yang terbaik.
“untuk pacarnya kakak Damar: kak aku titip kak Damar dan hati nya. Jangan sakiti dia. Dia orang yang sangat tulus dan baik. Dia hanya sedang mencari cinta sejatinya. Kakak tenang saja aku yang akan mengalah, aku yang akan pergi. Kakak mau kan berjanji untuk menjaga kakak Damar???.”
“untuk kak Damar: kak maaf bila selama ini aku hanya menganggu dan merepotkan kakak. Maaf bila kehadiranku selama ini yang tidak kau inginkan. Kakak masih ingat nggak waktu kakak UN SMA kakak meninggalkan bekas rautan pensil beserta selembar kertas dimeja kakak??? Mungkin itu hanya sampah untuk kakak, tapi itu satu-satunya barang yang aku punya dari kakak. Sampai sekarang rautan dan kertas itu masih aku simpan baik-baik di lemari kamarku. Kakak ngizininkan kalau aku menyimpan nya??? Please kak aku ingin selalu disampingmu seperti kertas dan bekas rautan pensil itu yang selalu bersama. Aku ingin selalu di sisimu meskipun kehadiranku tak pernah kau anggap dan nggak pernah kau pedulikan. Kakak harus janji kalau kakak akan bahagia dimanapun kakak berada, dan bersama siapa pun kakak sekarang, pokoknya kakak harus bahagia. Aku mengalah untuk kebahagiaan mu kak. Aku pergi agar kau bahagia kak. Kakak pasti menganggap aku ANEH , terserah apa saja pendapat kakak tentang aku. Yang jelas aku hanya ingin melihat kakak bahagia. Cintaku ke kakak yang udah membuatku melupakan diriku yang dulu, cintaku ke kakak yang udah membuat aku melakukan apapun asalkan kakak bahagia.”



SEMOGA KAKAK BAHAGIA BERSAMA ORANG PILIHAN KAKAK. DAN SEMOGA KAKAK MENDAPATKAN YANG TERBAIK UNTUK KAKAK.
JIKA KAKAK MEMANG TERCIPTA UNTUKKU AKU YAKIN SUATU SAAT TAKDIR YANG AKAN MEMPERTEMUKAN KITA LAGI. SEPERTI TAKDIR YANG MEMBAWA AKU KE KAKAK SAAT PERTAMA AKU BERTEMU KAKAK.
“HAL INI MEMBUATKU SADAR KALAU CINTA TAK HARUS MEMILIKI.”
“Ingat sobat kebahagiaan yang sejati bukan bagaimana kita bisa memiliki orang yang kita cintai, melainkan bagaimana caranya membuat orang yang kita cintai merasa bahagia”
SATU KATA YANG INGIN AKU UNGKAP KAK. “I LOVE YOU”


Kenapa sulit banget untuk mengunggapkan kalau aku mencintaimu.


Ploy adalah nama samaranku
Kak Damar sebenarnya inisial dari cowok yang aku suka yaitu DMR.
SEMOGA KELAK AKU DIPERTEMUKAN LAGI DENGAN KAK DAMAR….
UPSSSSS… MAKSUD KU DMR  AMINNNNN YA ROBAL ALAMIN….

 Jika suatu saat kakak tau BLOG yang aku buat ini semoga saat itu juga kakak sadar bahwa ada seorang cewek yang tanpa kakak sadari telah menyayanggi kakak sepenuh hati dan akan terus menunggumu disini. Luka yang aku rasakan akan aku coba mengobatinya sendiri meski berat dan perih. 

ALWAYS FOREVER.... :(